Hukum Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal, Simak Penjelasannya!

- 2 Juni 2024, 21:41 WIB
Ilustrasi berkurban/pinterest
Ilustrasi berkurban/pinterest /

Kalangan Jambi - Bolehkah berkurban untuk orang yang sudah meninggal dunia? Pertanyaan ini memang kerap muncul apalagi mendekati Hari Raya Idul Adha. Simak penjelasan ulama berikut ini.

Hukum berkurban itu sendiri adalah sunnah muakkad. Tetapi khusus untuk Rasulullah saw hukumnya adalah wajib. Hal ini didasarkan kepada sabda beliau, salah satunya adalah yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi;


أُمِرْتُ بِالنَّحْرِ وَهُوَ سُنَّةٌ لَكُمْ

“Aku diperintahkan (diwajibkan) untuk berkurban, dan hal itu merupakan sunnah bagi kalian” (HR. At-Tirmidzi).

Kesunnahan dalam hal ini adalah sunnah kifayah jika dalam keluarga adalah satu dari mereka telah menjalankan kurban maka gugurlah kesunnahan yang lain, tetapi jika hanya satu orang maka hukumnya adalah sunnah ‘ain.sedang kesunnahan berkurban ini tentunya ditujukan kepada orang muslim yang merdeka, sudah baligh, berakal dan mampu.


وَالْاُضْحِيَة- ....(سُنَّةٌ) مُؤَكَّدَةٌ فِيحَقِّنَاعَلَى الْكِفَايَةِ إِنْ تَعَدَّدَ أَهْلُ الْبَيْتِ فَإِذَا فَعَلَهَا وَاحِدٌ مِنْ أَهْلِ الْبَيْتِ كَفَى عَنِ الْجَمِيعِ وَإِلَّا فَسُنَّةُ عَيْنٍ وَالْمُخَاطَبُ بِهَا الْمُسْلِمُ اَلْحُرُّ اَلْبَالِغُ اَلْعَاقِلُ اَلْمُسْتَطِيعُ

“Hukum berkurban adalah sunnah muakkad yang bersifat kifayah apabila jumlahnya dalam satu keluarga banyak, maka jika salah satu dari mereka sudah menjalankannya maka sudah mencukupi untuk semuanya jika tidak maka menjadi sunnah ain. Sedangkan mukhatab (orang yang terkena khitab) adalah orang islam yang merdeka, sudah baligh, berakal dan mampu” (Muhammad al-Khathib asy-Syarbini, al-Iqna’ fi Halli Alfazhi Abi asy-Syuja’, Bairut-Maktab al-Buhuts wa ad-Dirasat, tt, juz, 2, h. 588)

Hukum Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal

Ada dua pandangan terkait hukum berkurban untuk orang yang sudah meninggal dunia. Perbedaan pandangan ini menambah kaya khazanah pemikiran dalam hukum Islam dan memberikan ruang bagi umat muslim untuk memilih berdasarkan keyakinan dan dalil yang mereka anggap kuat.

Dikutip situs resmi BAZNAS, terdapat 2 pandangan mengenai hukum ini. Adapun pandangan tersebut disampaikan oleh Imam Muhyiddin Syarf an-Nawawi dan Abu al-Hasan al-Abbadi.

1. Pandangan Imam Muhyiddin Syarf an-Nawawi

Imam Muhyiddin Syarf an-Nawawi dalam kitabnya Minhaj ath-Thalibin menyatakan dengan tegas bahwa kurban untuk orang yang sudah meninggal dunia tidak sah kecuali jika semasa hidupnya pernah berwasiat. Dalam buku tersebut, beliau menuliskan:

Halaman:

Editor: D. Sanjaya Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah