Puluhan Ekskavator Rusak Ekosistem Sungai Telang, Mahasiswa Menanti Janji DPRD dalam Atasi PETI

Kalangan Jambi - 3 Mei 2025, 13:56 WIB
Penulis: D. Sanjaya Putra
Editor: Tim Kalangan Jambi
Mahasiswa audiensi dengan DPRD Bungo, terkait penangan PETI di Sungai Telang
Mahasiswa audiensi dengan DPRD Bungo, terkait penangan PETI di Sungai Telang /Kalangan Jambi/Istimewa

KALANGAN JAMBI - Penambangan emas tanpa izin alias PETI terus berlanjut di Dusun Sungai Telang, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Terdapat puluhan ekskavator yang beroperasi untuk mengeruk emas hingga merusak lingkungan di desa tersebut.

Berbagai upaya sudah dilakukan masyarakat untuk menghentikan aktivitas ilegal yang berlangsung sejak tahun 2020. Walau sempat berhenti, PETI terus kembali lagi bahkan dengan skala yang lebih besar.

Antoni dan pemuda lainnya yang resah karena PETI, menempuh jalur audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bungo, Senin (28/4/2025). Mereka berharap dewan dapat membuatkan solusi agar PETI berhenti merusak lingkungan desanya.

Para pemuda ini tergabung dalam KIPAN, GMNI, PMII, IMM, BEM UMMUBA, BEM IAKSS, BEM IAYASNI, serta pemuda dari Dusun Sungai Telang dan Limbur Sungai Mengukuang.

Namun, mereka tidak bisa langsung bertemu DPRD Bungo lantaran ada rapat paripurna. Padahal, mereka sudah mengirimkan surat untuk beraudiensi jauh-jauh hari sebelumnya. Para mahasiswa ini bahkan sempat bentrok dengan aparat keamanan.

“Kami datang bersama aliansi mahasiswa, BEM di Bungo. Tidak ada kepastian untuk beraudiensi. Padahal surat kami sudah masuk. Kami juga sangat kecewa,” kata Antoni.

Baca Juga: Warga Hadang Aparat Saat Hendak Razia Emas Ilegal di Bungo, Jambi

Sekitar pukul 15.00 WIB, barulah para mahasiswa ini dapat bertemu Ketua DPRD Bungo Muhammad Adani dan lima anggotanya di sebuah ruangan. Dalam kesempatan ini, Antoni menyampaikan dampak dari PETI kepada para dewan perwakilan rakyat tersebut.

“Saya membawa buku catatan tentang apa yang terjadi selama ini dan apa yang sudah masyarakat lakukan untuk menghentikan PETI, mulai dari audiensi dengan pemerintah desa, bertemu para pemain (agar menghentikan PETI), sampai demo jilid satu, sudah saya paparkan di sana,” kata Antoni.

Ia juga mengatakan para pemuda yang getol melawan PETI sempat mendapatkan intimidasi. Sebagian dari mereka bahkan sempat pergi ke tempat persembunyian untuk mengamankan diri.

Halaman:

Tags

Terkini