Kue Khas Melayu, Kue Putu Kuning Dari Kampung Melayu di Jambi

- 25 Maret 2024, 14:45 WIB
Proses pembuatan kue putu kuning khas melayu
Proses pembuatan kue putu kuning khas melayu /Kalangan Jambi

Kalangan Jambi - Kue putu kuning, merupakan salah satu panganan tradisional masyarakat Kuala Jambi, Tanjung Jabung Timur tepatnya, di desa Teluk Mejelis. Panganan yang jarang diketahui masyarakat umum di provinsi Jambi ini diketahui makanan khas keturunan raja Melayu yang bermukim di kawasan hilir Sungai Batanghari.

 

Kue putu kuning memang banyak juga dapat ditemukan saat berkunjung di provinsi kepulauan Riau. Makanan ini diketahui makanan khas masyarakat suku Melayu. Untuk di provinsi Jambi cukup jarang ditemukan oleh masyarakat umum yang tinggal di kota Jambi, karena kue Putu Kuning hanya di konsumsi oleh pihak kerajaan Melayu maupun masyarakat sekitar kerajaan.

 

Menurut masyarakat lokal, makanan ini hanya dapat di olah, oleh tangan keturunan raja Melayu setempat. Seiring berjalanya waktu kini kue putu dapat di olah oleh tangan masyarakat umum dan ditemukan di pedagang kue lokal terkhusus di desa Teluk Mejelis.

 

Qamariah (53) salah satu pembuat kue tradisional ini adalah keturunan dari raja Suhur bin raja Tanuk yang dahulunya bermukim di desa Teluk Majelis.

 

Qamariah mengatakan, kini kue Putu Kuning dapat dilihat para acara-acara masyarakat setempat. Seperti festival panganan yang hari ini sedang di gelar oleh masyarakat setempat dan Lawang Swarnabhumi yang digelar beberapa waktu lalu, momentum seperti itulah masyarakat luar Teluk Majelis dapat menyicipi panganan khas Melayu di Teluk Majelis.

 

"Lebih sering di tampilkan di acara adat, cuma masyarakat setempat dapat membeli di pedagang kue yang berkeliling dengan harga yang cukup murah, satu buah kue di hargai dengan Rp. 2.000. orang itu memesan ke saya," kata Qamariah saat diwawancarai Tribun, Sabtu (12/11/2022).

 

Bahan baku, kue Putu Kuning tidak terlalu jauh berbeda dengan kue putu pada umumnya, kata Qamariah, bahan-bahan dapur rerata dapat digunakan seperti kunyit, bawang putih, daun pandan dan serai. Bahan-bahan inilah yang membuat kue putu menjadi kuning tanpa pewarna makanan lain.

 

"Tanpa pewarna, hanya kunyit saja yang membentuk warna kue putu ini. Untuk bahan pokoknya, tepung beras dan gula merah, di tambah parutan kelapa untuk di taburi di kue-nya," katanya.

 

Kata Qamariah, proses membuat panganan para raja di masa lalu ini cukup susah. Pertama kita harus mengolah bumbu tadi untuk diadonkan di tepung, setelah berbentuk adonan bahan tadi di ayak, sebanyak dua kali ayak dan proses pencetakan di batok kelapa. Namun kini, catekan digunakan dengan alat yang sudah dibeli.

 

"Pertama adonan di ayak kasar, kedua bahan di ayak lebih halus lagi. Setelah di ayak bahan tadi di kukus sebanyak dua kali, bahan tadi harus di makamkan dulu, atau di embunkan tidak bisa langsung jadi putu, setelah di malamkan pagi baru bisa di kukus lagi," sebutnya.

 

Waktu yang diperlukan pun cukup lama, biasanya proses pembuatan dari jam 4 pagi hingga jam 7 pagi, prosesnya satu-satu itulah membuat waktu semakin panjang.

 

Selain kue putu kuning, panganan tradisional masyarakat Teluk Majelis ini terdiri dari kue bongkol berbahan ketan, di bungkus dengan daun nipah, ada juga kue ongole, ongole, pulut belauk.

Editor: Halim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah