Hindari Burnout dan Konflik: Lima Kiat Membangun Mentalitas Positif di Tempat Kerja

- 1 Juli 2024, 20:00 WIB
Ilustrasi marah.
Ilustrasi marah. /freepik

KALANGAN JAMBI - Karyawan bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan tetap menjaga pikiran sehat serta tenang dengan mengikuti lima kiat mengelola kemarahan yang disarankan oleh Forbes.

Menurut laporan di Jakarta, Senin, studi menunjukkan bahwa kemarahan di tempat kerja adalah emosi negatif yang dapat memengaruhi konsentrasi manajer, bawahan, dan rekan kerja, serta bisa menurunkan produktivitas.

Studi dari Sekolah Wharton oleh Maurice Schweitzer dan Jeremy Yip mengungkapkan bahwa kemarahan membuat individu lebih egosentris dan fokus pada kepentingan pribadi, mengganggu pemikiran yang bijak dan mengurangi kemampuan untuk melihat berbagai perspektif.

Baca Juga: Gangguan Mental Tingkatkan Risiko Stroke Remaja Tiga Kali Lipat

Ketidakmampuan untuk mengambil perspektif lain ini dapat memicu konflik yang semakin parah, karena kemarahan membuat penyelesaian konflik menjadi lebih sulit dan justru bisa memperburuk situasi.

Untuk mengelola kemarahan, maka penting untuk: pertama, memahami pemicu kemarahan; kedua, mengembangkan strategi penanggulangan; ketiga, mengubah pola pikir; keempat, berlatih pemecahan masalah; kelima, berinvestasi untuk perawatan diri (self-care).

Memahami pemicu kemarahan, seperti dengan menuliskan keadaan yang menyebabkan Anda merasakan emosi yang kuat. Membuat jurnal juga membantu Anda menunjukkan gejala kemarahan fisik, seperti otot tegang atau detak jantung cepat. Seiring waktu, Anda akan mulai melihat pola dan mengantisipasi situasi yang mungkin memicu kemarahan. Menulis tentang pengalaman Anda juga akan membantu memproses emosi lebih produktif.

Baca Juga: Waspada! Paparan Cahaya Terang di Malam Hari Bisa Tingkatkan Risiko Diabetes

Mengembangkan mekanisme penanggulangan, seperti dengan latihan teknik pernapasan melibatkan langkah dasar, bernapas dan menghembuskan napas, yang masing-masing diselingi menahan napas selama empat detik agar pikiran santai, bersih dari stres.

Mengubah pola pikir, mulai dengan komunikasi intrapersonal (self-talk), mengganti keyakinan negatif dengan penggunaan bahasa dan pikiran yang positif di dalam diri sendiri. Sejumlah contohnya antara lain:

Halaman:

Editor: Halim

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah