Inovasi Muda untuk Masa Depan Sehat: Mahasiswa UB Ciptakan Alat Terapi Tulang Belakang Anak

- 29 Juni 2024, 18:41 WIB
TIm mahasiswa UB sedang menguji prototype PostureCare untuk terapi kelainan tulang belakang pada anak.
TIm mahasiswa UB sedang menguji prototype PostureCare untuk terapi kelainan tulang belakang pada anak. /ub.ac.id

KALANGAN JAMBI - Mahasiswa dari berbagai program studi di Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat terapi bernama PostureCare untuk mengatasi kelainan tulang belakang pada anak.

Alat ini dirancang oleh lima mahasiswa dari program studi yang berbeda di UB, yaitu Mochamad Saiful Anwar (Ilmu Keperawatan), serta Farid Hardiansyah, Refaldi Ananta Afif, Stephania Angelica, dan Irfan Aditya (Teknik Elektro), yang tergabung dalam Tim Peneliti PKM Karya Inovatif (KI) UB.

"PostureCare ini inovasi yang menggunakan teknologi Internet of Things (IoT) untuk terapi kifosis postural pada anak-anak," kata Ketua Tim Farid Hardiansyah dalam rilis yang diterima di Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Baca Juga: Bibir Sehat Bebas Kerusakan: Hindari Bahaya Sinar Matahari!

Ia mengemukakan pandemi COVID-19 mengakibatkan perubahan perilaku. Anak-anak lebih banyak duduk dan kurang berolahraga, sehingga meningkatkan risiko kelainan tulang belakang seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis. Bahkan WHO mencatat ada 250.000 hingga 500.000 kasus gangguan tulang belakang setiap tahunnya.

Inovasi PostureCare ini untuk diagnosa medis posisi bungkuk pada tulang belakang yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi kesesuaian posisi, sudut tulang belakang dan terapi kompres panas pereda nyeri.

“PostureCare hadir sebagai solusi untuk memantau dan mengoreksi postur tulang belakang anak-anak usia 7-11 tahun yang mengalami kifosis," ujarnya.

Baca Juga: Sleeping Mask: Kunci Kulit Sehat dan Cantik yang Bekerja Saat Anda Tidur

Alat ini menggunakan sensor gyroscope MPU6050 yang ditempatkan di beberapa titik pada tubuh. Tiga sensor berfungsi mendeteksi kesalahan posisi tulang belakang, sementara satu sensor memonitor perubahan sudut tulang belakang harian pasca- terapi.

Farid menambahkan Mikrokontroler ESP32 memproses data sensor untuk menentukan output berupa modul getar, lampu LED, dan heater. Alat ini memberi peringatan melalui getaran dan cahaya jika terdeteksi posisi tulang belakang yang salah.

Halaman:

Editor: Halim

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah