Manfaat kebijakan hilirisasi industri selain meningkatkan nilai tambah juga meningkatkan perekonomian, meningkatkan penerimaan negara, mensubstitusi barang impor, menarik investasi, menghasilkan devisa, hingga menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Sirkuit Mandalika Dapat Dijadikan Destinasi Sportainment Kelas Dunia
Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO. Hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu oleofood, oleochemical dan biofuel.
Hilirisasi oleofood meliputi berbagai macam produk pangan seperti margarin, shortening, non diary creamer, frying fat, cocoa butter substitute, food emulsifier, dan lainnya.
Hilirisasi oleochemical yaitu industri-industri yang mengolah produk industri refinery menjadi produk antara oleokimia/oleokimia dasar hingga produk jadi seperti surfaktan, sabun, deterjen, shampo, biolubricant dan biomaterial dan bioplastik.
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Sirkuit Mandalika Dapat Dijadikan Destinasi Sportainment Kelas Dunia
Sementara hilirisasi minyak sawit menjadi biofuel diantaranya biodiesel, bioavtur, bensin sawit, green gasoline, green diesel.
Pejabat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Bonifasius Bramantya Wisnugraha mengatakan dukungan Kementerian untuk pemerintah daerah untuk menjalankan program hilirisasi.
Di Muaro Jambi, kata dia, terdapat salah satu perusahaan yang menjalankan produksi minyak kelapa sawit. Meski begitu, dari sisi produksi masih belum mencukupi kebutuhan di daerah.
Baca Juga: Dorong Kreativitas, Pemkot Jambi Gandeng Penulis Lokal untuk Majukan Pariwisata