Network
Kalangan Jambi - Topik tentang Fatherless sedang menjadi perbincangan hangat di platform sosial media X baru-baru ini.
Kasus dari Fatherless ini sangat mudah dijumpai di sekitar kita, bahkan hal ini bisa saja terjadi pada keluarga atau saudara terdekat kita sendiri.
Fatherless merupakan istilah hilangnya sosok peran ayah di dalam kehidupan anak, atau bisa juga diartikan dengan tidak adanya keberadaan/keterlibatan ayah terhadap tumbuh kembang anak yang dimana seiring dengan berjalannya waktu hal ini dapat mempengaruhi psikis anak tersebut.
Fenomena Fatherless ini juga semakin marak terjadi terutama di Indonesia, dikarenakan tingkat perceraian yang tinggi dan pola asuh yang hanya dilakukan oleh ibu, mengingat kebanyakan di Indonesia masih menganut budaya patriarki.
Baca Juga: Jenis-jenis Psikolog dan Kondisi Mental Ditangani Psikolog
Masih banyak di masyarakat kita yang beranggapan bahwa tugas suami hanyalah mencari nafkah dan tugas istri mengurus segala keperluan rumah tangga, termasuk dalam hal pengasuhan anak.
Tentu saja dengan adanya anggapan seperti ini tidak menutup kemungkinan pemikiran tersebut akan terus berlanjut jika tanpa dibekali ilmu agama dan kesadaran untuk membenahi diri.
Selain perceraian, faktor lainnya seperti ayah yang sudah meninggal dunia tidak termasuk ke dalam kategori Fatherless, karena makna dari Fatherless sesungguhnya yaitu "anak merasa tidak memiliki figur seorang ayah sama sekali meskipun sang ayah selalu berada dirumah".
Dampak Fatherless terhadap perkembangan Anak
1. Anak yang kekurangan perhatian serta kasih sayang dari ayahnya, kebanyakan dari mereka akan langsung merasakan efek pada kejiwaan emosionalnya dengan memiliki sifat yang cenderung tertutup ataupun tumbuh dengan menjadi pribadi yang introvert, walaupun tidak semua anak akan berakhir dengan memiliki kepribadian ini.
